Always love you part 21

Yuri POV

“sudah siap tuan putri??” ucapku, saat Jessica keluar dari rumahnya.. ia hanya mengangguk, lalu akupun mengandeng tangannya dan siap berangkat.

“yul… dimana motormu??”

“cuaca hari ini sangat panas. Jadi aku memutuskan memakai mobil..”

“oh…padahal kan akan terlihat keren jika menggunakan motor..”

“dari dulu aku memang sudah keren sica.. walau aku tak menggunakan motor..hehe.. ayo naik.”

“ih.. pede…”

“biarin..lagian panas matahari begitu terik, aku tak ingin kulit kekasihku ini menjadi hitam diacara pertunanganku nanti..” ucapku sambil mencubit pelan lengannya..

“aw… hei hentikan mencubitku..”

“hehehe.. kau menggemaskan Sica… ya sudah, ayo naik.” Ucapku sambil membukakan pintu mobil untuknya.

***

“ada yang bisa kami bantu??”  ucap seorang pramuniaga kepadaku dan Jessica.

“nona, tolong carikan gaun yang bagus untuk calon tunanganku ini..” ucapku kepada nona tersebut.

“oh.. baiklah, nona silahkan ikut denganku.” Ucap pramuniaga tersebut kepada Jessica.

“sayang, tunggu disini yah..” ucap Jessica kepadaku.

“ne..” ucapku singkat, Jessicapun berjalan mengikuti nona itu, dan aku memutuskan untuk duduk disofa yang disediakan dan menunggu Jessica.

Author POV

15 menit kemudian, akhirnya Jessica dan nona tersebut keluar dan membawa beberapa gaun untuk diperlihatkan kepadaku.

“yul.. menurutmu bagusan yang mana? Ini atau ini???”

“yang putih gading itu aja sica.. yang biru itu terlihat sangat sexy..”

“oke… baiklah, nona bisa aku mencoba gaun ini?”

“tentu saja nona, silahkan coba di fitting room.”

Sembari menunggu Jessica mencoba gaunnya, yuri mengambil majalah yang terletak dimeja lalu mulai sedikit membacanya.

10 menit…

jessica keluar dari tirai merah maron dengan gaun putih gading yang ia kenakan dan aksesoris mutiara menempel dilehernya..

“yul.. bagaimana??” ucap Jessica didepan yuri. Yuri tidak menanggapinya. Ia hanya menatap Jessica dengan wajah yang sedikit terlihat bahagia.

“hei..yul…”

“ah…iyaa..” ucap yuri tersadar.

“bagaimana gaunnya??” ucap Jessica sedikit kesal.

“emm…..”

“tidak cocok yah??”

“ani… ini sempurna sica… huaaaa….kau cantik sekali…” ucap yuri, lalu berjalan kea rah Jessica dan memeluknya..jessica tampak sesak akibat perlakuan yuri terhadapnya..

“ahh..yul… jangan peluk lagi.. nanti gaun ini rusak.” Ucap Jessica berusaha melepaskan pelukan yuri dari tubuhnya..

“hehehe…mianhae sicca.. kau sangat cantik.. kau cocok dengan gaun ini..”

“emm..nona.. aku pilih yang ini saja.” Ucap yuri pada nona  tersebut.

“yul.. kau yakin gaun ini saja?? Apa aku mencoba yang lain??” Tanya Jessica

“ani.sicca.. ini sudah sangat sempurna untukku.. kenapa?? Kau tak suka gaun ini yah??”

“ani.. aku juga suka sayang.. yah sudah, tunggu bentar yah.. aku ganti baju dulu..”

“ne..sicca.. jangan lama-lama yah..”

“iya..baby..” ucap Jessica lalu berjalan meninggalkan yuri.

***

Yuri POV

“huaaa..senangnya.. akhirnya gaunnya sudah kita dapatkan..” ucap Jessica senang sambil menggandeng tanganku.

“setelah ini kita kemana??”

“emm..makan. aku lapar yul..”
“mau makan apa sicca??”
“emm..makan yuri…hehehe..” ucapnya sembari ingin memangsaku.

“andweee…. Dagingku tidak enak sica”

“hehehehe..wajahmu lucu..”

“iyakah?? Kalau seperti ini bagaimana??” dengan cepat aku menarik Jessica kepelukanku dan menatap dia dengan tatapan mesumku

“menakutkan…”  ucapnya.. kudekap ia lebih erat, lalu aku mendekatkankan wajahku ke wajahnya. Terlihat wajah Jessica memerah seketika.

“yul… apa yang kau lakukan? Ini tempat umum..” ucap Jessica bergetar.  Aku terus mendekatkan wajahku. Wajahnya makin memerah dan ia memejamkan matanya..

‘yes.. kau berhasil mengerjainya yuri..’ gumam ku.

“hahahahaha….” Seketika tawaku meledak melihat Jessica seperti itu.

Jessica lalu membuka matanya. Ia tersadar kalau aku telah mengerjainya.

“PLETAK..” sebuah jitakan mendarat dikepalaku..

“yakh… kau mengerjaiku??”

“hehe.. mian sayangggg… aku hanya becanda”

“tidak lucu..” ucapnya dingin.

‘hmm.. ice princess kumat..’gumamku.

“jadi.. kita makan dimana??”

“tidak jadi.. aku sudah tidak mood”

“kau marah?? Aku kan Cuma becanda.”

“ani..”

“terus?? Apa karena aku tidak jadi menciummu? Kau menginginkannya sica???” tanyaku sambil tersenyum.

“tidak.. aku tak mengingikannya.. sudah, antarkan aku pulang.. aku sudah lelah”

“ani.. kita harus makan dulu.. aku dengar di sekitar sini ada mie udon yang sangat lezat.kajja..” ucapku menarik Jessica.

“yah.. lepaskan..” ucapnya sedikit berteriak. aku tak memperdulikan teriakannya, aku terus menggengam tangannya dan terus berjalan..

***

“ahjumma.. berikan kami dua mangkok mie udon.”  Ucapku.

“sica.. kita duduk disini..” ucapku sembari menarik kursi untuk Jessica. Jessicapun duduk..

Terlihat dari wajahnya ia sangat kesal.. aku terus menatapnya..

“jangan menatapku  seperti  itu.”

“hei.. kau kenapa?? Kamu masih marah??”

“tidak.”

“terus kenapa??” aku lalu berdiri menarik kursiku dan duduk disebelahnya. Aku menggengam tangannya dan menatapnya.

“jangan mempermainkan aku lagi”

“iya sayaaannggg…. Tidak lagi..” ucapku sambil mengacak-acak rambutnya.

“yakh.. kwon yuri.. rambutku jadi berantakan..”

“hehe..sini aku rapikan.” Kataku sambil merapikan rambutnya. Setelah itu, aku lalu menyuruh Jessica bersandar dipundakku, dan merangkul dia. Aku tak peduli orang – orang melihat kami seperti ini.

“sica…” panggilku pelan.

“hmm…”

“sayang….”

“iya yul.. kenapa..” ucapnya sambil melihat ke arahku.

“nggak apa-apa.. tapi rasanya…..”

“tapi apa??”

“rasanya aku semakin sangat-sangat mencintaimu..” ucapku lalu mencium keningnya.

“oya??? kenapa bisa begitu??”

“tentu saja bisa.. hanya Jessica jung yang mampu membuat hati kwon yuri luluh..” ucapku dan aku tersenyum padanya.

“dan hanya kwon yuri yang dapat meluluhkan hati seorang Jessica jung.” Balasnya sambil memegang kedua pipiku..aku hanya tersenyum dan memeluknya.

“permisi.. ini udonnya. Silahkan dinikmati..” ucap pelayan kepada kami.

‘hmmm.. pelayan ini menganggu saja’ gumamku.

“sicca.. makanlah..”

“ne..Seobang.” ucapnya sambil mengambil sumpit dan memulai untuk menyantap makanannya.

***

Jessica POV

“ah..kenyangnya..” kataku sambil mengelus-elus perutku.

“sama…rasanya tenang jika sudah makan. Selanjutnya kita kemana??”

“emm.. antarkan aku pulang aja yah??”

“kau tak ingin keapartementku??”

“memang ada apa disana??”

“emm..tidak ada, hanya ingin mengajakmu kesana. Mau??”

“emm… aku pulang aja ah.. aku ingin melanjutkan tidurku..hehe..”

“yakin kau tak ingin keapartementku??”

“iya.. memangnya kenapa sayang??” tanyaku

“mengajakmu pacaran di apartementku.” Ucapnya, lalu menarik tanganku dan berjalan.

“kan sekarang kita lagi pacaran..”

“pacaran yang berbeda honey..” ucapnya tersenyum..

“hmm.. aku tau maumu.. oke baiklah.. ayo kita ke apartement..” ucapku sambil merangkul tangannya. Dan kamipun berjalan bersamaan.

Saat berjalan menuju parkiran, tiba-tiba aku berhenti dan melihat sesuatu.

“kenapa berhenti??”

“yul.. lihatlah.” Ucapku sambil menunjuk sebuah toko alat music, disitu terpajang satu piano putih yang menarik perhatiannku.

“ah.. piano itu..”

“iya, bagus yah..”

“ayo kita lihat..”

“ah..tidak usah, pasti harganya sangat mahal.”

“hei. Apa salahnya untuk melihat. Ayo..” ucapnya, lalu  iapun menarikku untuk mendekati toko tersebut.

“yul.. kita tidak usah masuk, kita lihat lewat jendela saja.. aku hanya ingin melihatnya.”

“kau tak ingin mencobanya??”

“tidak, aku hanya ingin melihatnya.”

“hmm.. baiklah..” ucapnya menurutiku.

—

“yul.. bagus yah..”

“iya.. sungguh bagus. Kau yakin tidak ingin mencobanya.?”

“tidak.. kau lihat harganya?? Omo.. mahalnya” ucapku setelah melihat harga yang tertera di piano tersebut.

“hmm.. iya, tapi sesuai dengan barangnya..” balasnya.

“hmm.. yuk kita pulang..” ucapku menarik tangannya, dan kamipun melanjutkan perjalanan kita menuju parkiran.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

TBC

sudah pendek gaje lagi..

kabur ah…..

jangan terror saya lagi T.T